Kritik Bambang Soesatyo soal caleg

anggota komisi iii dpr ri bambang soesatyo mengibaratkan demokrasi di indonesia untuk demokrasi togel semisal dan terlihat selama masa-masa pencalonan anggota legislatif

maksud `demokrasi togel`, ya demokrasi semisal orang berjudi, katanya pada wartawan, selama purbalingga, senin.

menurut dia, siapa pun dapat mencalonkan diri untuk anggota legislatif karena dan penting punya uang dan popularitas.

kendati itulah, dia menyatakan kiranya belum tentu caleg dan populer juga punya dana sulit tentu ingin terpilih dibuat anggota legislatif.

Informasi Lainnya:

oleh karena itu, tutur dia, pencalegan tersebut ibarat tengah berjudi karena untung-untungan, mampu terpilih serta tak terpilih.

makanya saya katakan sepenuhnya seperti judi togel. jika mampu jadi, ya syukur akan tetapi apabila tidak, ya apes, papar politisi partai golkar ini.

selain itu, papar dia, demokrasi pada indonesia saat ini dan baru bersifat demokrasi transaksional.

bahkan, lanjutnya, caleg hanya berpikir bagaimana bisa mendulang dukungan daripada masyarakat secara instan, salah satunya mencari politik biaya.

padahal, tersebut semua tak semuanya bisa mendulang suara, tutur dia yang terserah mencalonkan diri dibuat anggota dpr ri dalam pemilu 2014 daripada daerah pemilihan (dapil) vii jawa sedang yang meliputi kabupaten purbalingga, banjarnegara, serta kebumen.

lebih lanjut, dia mengatakan bahwa dana yang diperlukan supaya menjadi caleg dpr ri sedikitnya rp1 miliar.

akan sementara, kata dia, dana sebesar tersebut bukan untuk politik uang melainkan untuk uang politik.

menurut dia, salah Satu penggunaan dana itu, yaitu untuk membiayai saksi pada website pemungutan suara (tps).

di bagian lain, bambang menyoroti maraknya nepotisme dalam proses pencalegan sebab mau memesan sistem demokrasi adalah tidak terjamin kesehatannya.

ini menjadi studi politik dan tak menarik terhadap masyarakat, oleh karenanya mesti dibenahi juga diatur dengan detail pada selama undang-undang pemilu, katanya.