Status sawit terhambat perubahan EPA

menteri perdagangan, gita wirjawan, menungkapkan, perubahan struktur badan perlindungan lingkungan (epa) amerika serikat, dan meninjau terserah status pilihan kelapa sawit indonesia, meninggalkan ketiadaan penegasan status pilihan itu.

setelah dinyatakan tak mengikuti standar ramah lingkungan, saya protes, serta epa mengirimkan tim ke indonesia kemudian mencari catatan yang berbeda, namun hal ini tak dilanjuti sebab terjadi berubahnya struktur organisasi setelah itu, papar wirjawan, selama jakarta, sabtu.

seharusnya, papar dia, epa yang melakukan struktur perubahan organisasi, menunjuk delegasi khusus sebab keuntungan ini menyangkut kepentingan negara lain. saya katakan, tak dapat masalah internal mereka menganggu kepentingan negara-negara lain, ucapnya.

pada 27 januari kemarin, epa merilis notice of data availability environmental protection agency (noda), dan menyebutkan kelapa sawit cuma bisa mengurangi emisi gas properti kaca sebesar 17 persen.

Informasi Lainnya:

dari hasil itu kelapa sawit hanya dapat mereduksi karbon dalam 2020 cuma 17 persen. penelitian empiris mesti ada kiranya sawit dapat mereduksi karbon hingga 30 persen, ujarnya.

wirjawan menegaskan, sudah dengan tegas menyatakan terhadap amerika serikat, koleksi kelapa sawit ini tergolong kategori ramah lingkungan dengan daya reduksi karbon dan sesuai standar, ditambah melalui implementasi teknologi supaya asumsi pilihan tahun yang akan datang.

dengan tak masuknya pilihan kelapa sawit ke dalam produk yang ramah lingkungan, komoditi andalan indonesia ini gagal membeli keringanan tarif sampai lima persen.